Properti Air Laut dan Air Murni


Properti Air Laut dan Air Murni
air laut

PROPERTI AIR LAUT

Temperatur dan salinitas merupakan 2 properti air laut yang terpenting, karena keduanya mempengaruhi densitas yang merupakan factor utama yang membangkitkan pergerakan vertical air laut. Salinitas air laut umumnya bervariasi antara 33 sampai 38‰, dengan rata-rata sekitar 35‰. Salinitas 35‰ setara dengan ukuran sekitar 3,5%, atau 35 g garam pada total 1 kg air laut. Lebih dari 90% garam terlarut pada air laut berasal dari enam (6) elemen utama, ialah: chlorin (Cl-), sodium (Na+), magnesium (Mg2+), sulfur (SO4 2-), calcium (Ca2+) dan potassium (K+). Dua elemen penting lainnya ialah: bikarbonat (HCO3-) dan bromin (Br-).

PROPERTI AIR MURNI



Air murni dibentuk oleh persenyawaan 2 atom hydrogen (H) dan 1 atom oksigen (O), membentuk H.O. Berdasarkan kandungan total zat terlarut (Total Dissolved Solid=TDS), air murni tidak mengandung TDS sama sekali.



PROPERTI AIR LAUT DAN AIR MURNI

PROPERTI AIR LAUT
Temperatur dan salinitas merupakan 2 properti air laut yang terpenting, karena keduanya mempengaruhi densitas yang merupakan factor utama yang membangkitkan pergerakan vertical air laut.

Salinitas air laut

umumnya bervariasi antara 33‰ sampai 38‰, dengan rata-rata sekitar 35‰. Salinitas 35‰ setara dengan ukuran sekitar 3,5%, atau 35 g garam pada total 1 kg air laut.Kandungannya Lebih dari 90% garam terlarut pada air laut berasal dari enam (6) elemen utama, ialah: chlorin (Cl-), sodium (Na+), magnesium (Mg2+), sulfur (SO4 2-), calcium (Ca2+) dan potassium (K+). Dua elemen penting lainnya ialah: bikarbonat (HCO3-) dan bromin (Br-).

Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut (seperti: densitas, kompresibilitas, titik beku, dan temperatur dimana densitas menjadi maksimum) beberapa tingkat, tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat (viskositas, daya serap cahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas. Dua sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut (salinitas) adalah daya hantar listrik (konduktivitas) dan tekanan osmosis.

Salinitas di daerah subpolar (yaitu daerah di atas daerah subtropis hingga mendekati kutub) rendah di permukaan dan bertambah secara tetap (monotonik) terhadap kedalaman. Di daerah subtropis (atau semi tropis, yaitu daerah antara 23,5o - 40oLU atau 23,5o - 40oLS), salinitas di permukaan lebih besar daripada di kedalaman akibat besarnya evaporasi (penguapan). Di kedalaman sekitar 500 sampai 1000 meter harga salinitasnya rendah dan kembali bertambah secara monotonik terhadap kedalaman. Sementara itu, di daerah tropis salinitas di permukaan lebih rendah daripada di kedalaman akibatnya tingginya presipitasi (curah hujan).

 Temperatur Air Laut
Kisaran harga temperatur di laut adalah -2o sampai dengan 35oC.  Temperatur air laut di permukaan ditentukan oleh adanya pemanasan (heating) di daerah tropis dan pendinginan (cooling) di daerah lintang tinggi.

Kisaran suhu pada daerah tropis relatif stabil karena cahaya matahari lebih banyak mengenai daerah ekuator daripada daerah kutub. Hal ini dikarenakan cahaya matahari yang merambat melalui atmosfer banyak kehilangan panas sebelum cahaya tersebut mencapai kutub. Suhu di lautan kemungkinan berkisar antara -1.87°C  (titik beku air laut) di daerah kutub sampai maksimum sekitar 42°C di daerah perairan dangkal (Hutabarat dan Evans, 1986).

Suhu menurun secara teratur sesuai dengan kedalaman. Semakin dalam, suhu akan semakin rendah atau dingin. Hal ini diakibatkan karena kurangnya intensitas matahari yang masuk kedalam perairan. Pada kedalaman melebihi 1000 meter suhu air relatif konstan dan berkisar antara 2°C – 4°C (Hutagalung, 1988)

Suhu mengalami perubahan secara perlahan-lahan dari daerah pantai menuju laut lepas. Umumnya suhu di pantai lebih tinggi dari daerah laut karena daratan lebih mudah menyerap panas matahari sedangkan laut tidak mudah mengubah suhu bila suhu lingkungan tidak berubah. Di daerah lepas pantai suhunya rendah dan stabil.

Lapisan permukaan hingga kedalaman 200 meter cenderung hangat, hal ini dikarenakan sinar matahari yang banyak diserap oleh permukaan. Sedangkan pada kedalaman 200-1000 meter suhu turun secara mendadak yang membentuk sebuah kurva dengan lereng yang tajam. Pada kedalaman melebihi 1000 meter suhu air laut relatif konstan dan biasanya berkisar antara 2-4o C (sahala hutabarat,1986).

Faktor yang memengaruhi suhu permukaan laut adalah letak ketinggian dari permukaan laut (Altituted), intensitas cahaya matahari yang diterima, musim, cuaca, kedalaman air, sirkulasi udara, dan penutupan awan (Hutabarat dan Evans, 1986).

Densitas Air Laut

Densitas merupakan salah satu parameter terpenting dalam mempelajari dinamika laut. Perbedaan densitas yang kecil secara horisontal (misalnya akibat perbedaan pemanasan di permukaan) dapat menghasilkan arus laut yang sangat kuat. Oleh karena itu penentuan densitas merupakan hal yang sangat penting dalam oseanografi. Lambang yang digunakan untuk menyatakan densitas adalah ρ (rho).

Densitas air laut bergantung pada temperatur (T), salinitas (S) dan tekanan (p).

Densitas bertambah dengan bertambahnya salinitas dan berkurangnya temperatur, kecuali pada temperatur di bawah densitas maksimum. Densitas air laut terletak pada kisaran 1025 kg m-3 sedangkan pada air tawar 1000 kg m-3. Para oseanografer biasanya menggunakan lambang σt (huruf Yunani sigma dengan subskrip t, dan dibaca sigma-t) untuk menyatakan densitas air laut. dimana σt = ρ - 1000 dan biasanya tidak menggunakan satuan (seharusnya menggunakan satuan yang sama dengan ρ). Densitas rata-rata air laut adalah σt = 25. Aturan praktis yang dapat kita gunakan untuk menentukan perubahan densitas adalah: σt berubah dengan nilai yang sama jika T berubah 1oC, S 0,1, dan p yang sebanding dengan perubahan kedalaman 50 m.

Densitas maksimum terjadi di atas titik beku untuk salinitas di bawah 24,7 dan di bawah titik beku untuk salinitas di atas 24,7.

PROPERTI AIR
 Air murni dibentuk oleh persenyawaan 2 atom hydrogen (H) dan 1 atom oksigen (O), membentuk H.O. Berdasarkan kandungan total zat terlarut (Total Dissolved Solid=TDS), air murni tidak mengandung TDS.

Air murni tidak mempunya nilai kandungan garam (salinitas) seperti pada air laut. Titik beku atau kerapatan maksimum air murni terjadi pada suhu 4 0C lebih tinggi dari pada air laut atau dengan kata lain. Air murni lebih cepat membeku dari pada air laut.

Titik didih air murni adalah 100 0C sedangkan pada air laut lebih dari 100 0C, misalnya pada suhu 105 0C – 120 0C. Perbedaan ini terjadi karena konsentrasi larutan. Semakin pekat, maka akan semakin tinggi titik didihnya dan semakin rendah titik bekunya. Selain itu, larutan air laut adalah larutan ionik, yang artinya butuh kerja keras untuk mengubah larutan ini menjadi bentuk baru (ikatan Na dan Cl adalah ikatan yang lebih kuat dibanding Hidrogen dan Oksigen).

Faktor lainnya, larutan air laut adalah larutan elektrolit. karena air laut massa jenisnya lebih tinggi dari air murni. Karena air laut mengandung garam sehingga lebih jenuh daripada air murni. Intinya titik didih air itu dipengaruhi tekanan udara dan kemurnian. Titik didih 100 derajat Celcius hanya terjadi bagi air murni pada tekanan 1 atm. Air yang tidak murni (misal air garam, dll) akan mendidih pada suhu yang lebih tinggi.

Perbedaan lain antara air laut dan air murni adalah keketalan (viskositas). Air laut lebih tinggi nilai viskositasnya jika dibandingkan dengan air murni. Dan tekanan uap air laut lebih kecil daripada tekanan uap air murni.